BERANDA.CO, Samarinda – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat adanya penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini diukur dengan Gini Ratio yang turun sekitar 0,001 poin menjadi 0,321.
“Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2023 yang sebesar 0,322,” ungkap Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana Nababan.
Diungkapkan penurunan Gini Ratio juga terjadi di dua wilayah, yaitu perkotaan dan pedesaan. Di daerah perkotaan, Gini Ratio pada Maret 2024 sebesar 0,325, turun 0,003 poin dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 0,328.
Sedangkan di daerah pedesaan, Gini Ratio pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,289, turun 0,003 poin dibandingkan dengan kondisi Maret 2023 yang sebesar 0,292.
Yusniar menjelaskan bahwa Gini Ratio di Kaltim mengalami fluktuasi sejak Maret 2019 hingga Maret 2021. Pada awal pandemi Covid-19, Gini Ratio sempat mengalami penurunan, namun kemudian meningkat pada Maret 2021.
Namun, sejak Maret 2022 hingga Maret 2024, trennya menunjukkan penurunan yang berkelanjutan.
Yusniar memaparkan bahwa Nilai Rasio Gini berkisar antara 0 hingga 1. Semakin mendekati 1, menunjukkan tingkat ketimpangan yang semakin tinggi.
“Nilai Rasio Gini 0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, di mana setiap orang memiliki pendapatan yang sama,” jelas Yusniar.
“Sedangkan, Rasio Gini 1 menunjukkan ketimpangan yang sempurna, di mana satu orang memiliki segalanya sementara orang lain tidak memiliki apa-apa,” tambahnya.
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40% terbawah pada Maret 2024 sebesar 21,24 persen.
“Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 21,16 persen dan untuk daerah perdesaan, angkanya sebesar 22,46 persen,” pungkas Yusniar. (red)