spot_img

Yuk Nostalgia, Minuman Beruap ala Kota Tepian

BERANDA.COMinuman beruap mulai diproduksi pada 1999 oleh Nani dan sang suami. “Mulai usaha jualan minum beruap dari 1999 sampai sekarang. Karena ini usaha dari suami saya. Karena kalau mau usaha lain, mau usaha apa? Bisanya cuma ini aja,” ujarnya.

Ia bersama sang suami memulai produksi minuman beruap setiap harinya dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 sore.

“Saya sama suami mulai kerja dari pagi jam 8 sampai jam 12 siang. Istirahat dulu salat dan makan. Setelah itu lanjut lagi sampai sore jam 5 sore,” ucap Nani.

Ia menceritakan, dulu sempat memiliki 11 pegawai. Namun persaingan dan banyaknya aneka rasa yang bermunculan, membuat minuman ini perlahan ditinggalkan dan konsumen beralih ke minuman lainnya.

“Dulu saya sempat punya pegawai sebanyak 11 orang. Tapi karena sudah banyaknya muncul minuman-minuman baru akhirnya beruap ini jadi sepi,” tuturnya.

BACA JUGA  Batas Lapor Pajak 31 Maret, Yuk Lapor SPT Tahunan

Nani dan suami sejak pertama kali merintis usaha minuman beruap selalu memproduksinya di rumah. Ketika masa berjayanya minuman ini, Nani bisa menghasilkan 100 lusin dalam sehari.

“Kalau dulu 100 lusin setiap harinya, tapi kalau sekarang ya Alhamdulillah seminggu kami berdua dapat 50 lusin,” ungkapnya.

Nani ketika menjelaskan proses pembuatan minuman Beruap kepada wartawan Karja. FOTO: KarjaTitiantoro

Ia juga menambahkan satu botolnya dijual seharga Rp 5 ribu. “Kalau disini saya menjual satu botolnya Rp 5 ribu. Tapi kalau per lusin atau per partai Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu,” tambahnya.

Untuk proses pembuatan minuman beruap yang diproduksi oleh Nani cukuplah sederhana.

“Jadi gula pasirnya itu direbus, setelah itu pasang di gentong stainless saat masih panas kasih esens, pasta, habis itu campur dengan air. Setelah matang masukkan ke mesin Co2 biar ada anginnya gigit-gigitnya. Namanya Co2 karbohidrat dan soda. Sebelum masukkan ke botol kita lakukan penyaringan 3 lapis kain,” jelasnya.

BACA JUGA  Ajak Nasabah Premium Investasi Emas, Pegadaian Berhasil Jual 37 Kg

Walaupun minuman beruap sudah jarang ditemui di Kota Samarinda, Nani dan sang suami selalu menjaga rasa minuman beruap dan komposisi lainnya.

Minuman Jadul Intisari Beruap yang sudah siap untuk dijual. FOTO: KarjaTitiantoro

Untuk minuman beruap sendiri, Nani menyediakan berbagai macam rasa. Ada rasa anggur, kopi, nanas, leci, melon, sirsak, hingga frambozen.

Jika ingin mencicip minuman beruap yang nostalgik ini, langsung saja beli di Jalan Adam Malik, Gang Manggis, Kelurahan Karang Asam Ulu, Sungai Kunjang, Kota Samarinda atau dapat hubungi nomor telepon +62-812-2698-0032. (*)

Facebook Comments Box
spot_img

Baca Juga

Artikel Terkait

google-site-verification=2BD9weAnZwEeg5aPSMuk5688uWcb6MUgj2-ZBLtOHog