spot_img

Stadion Utama Palaran Akan Gunakan Rumput Standar Internasional, Junaidi Ungkap Cara Pemeliharaannya

BERANDA.CO, Samarinda – Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Pengelola Prasarana Olahraga (PPO) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur, Junaidi, menegaskan bahwa rumput di lapangan Stadion Utama Palaran Samarinda akan mengikuti standar internasional. Menyadari pentingnya kualitas rumput ini, Junaidi menyampaikan bahwa nantinya akan melindungi rumput dari penggunaan yang tidak sesuai dengan fungsi utamanya sebagai lapangan sepak bola, salah satunya yakni kegiatan konser musik.

“Kalau lapangan Stadion Utama Palaran nanti sudah bagus rumputnya, sudah standar internasional, tidak akan saya izinkan untuk konser,” kata Junaidi saat ditemui awak media di Samarinda. Menurutnya, rumput tersebut sensitif terhadap tekanan dan kehadiran bibit rumput liar yang bisa saja terbawa dari sepatu penonton atau musisi. “Rumput stadion tidak boleh sembarangan diinjak, bahkan dengan sepatu biasa sekalipun, karena bisa membawa bibit rumput liar dari luar yang berpotensi merusak kualitas rumput utama,” jelasnya.

BACA JUGA  Dispora Kaltim Gelar Piala Gubernur Kejuaraan Sepak Bola Wanita

Banner Dispora Kaltim

Junaidi mengungkapkan bahwa ada ketidakpahaman di sebagian masyarakat yang kerap menganggap bahwa area stadion bebas digunakan, apalagi jika mereka merasa memiliki kontribusi melalui pajak. Padahal, masuknya bibit rumput asing dapat mengancam eksistensi rumput berstandar internasional yang akan digunakan bahkan menurutnya biaya yang tidak murah. “Kenapa tidak boleh masuk? Ini punya pemerintah, kita bayar pajak kok tidak bisa dipakai sembarangan. Padahal, begitu masuk dan tertanam bibit liar, hilanglah kualitas rumput Jerman yang kita tanam,” jelasnya lebih lanjut.

Sebagai solusinya, Junaidi menjelaskan pentingnya penggunaan grass cover atau pelindung rumput untuk acara non-olahraga, sebagaimana yang diterapkan di stadion besar lainnya di Indonesia, seperti Gelora Bung Karno (GBK) dan Stadion Manahan Solo. Namun, ia juga menegaskan bahwa penggunaan grass cover harus terbatas, dengan durasi maksimal tiga hari, agar rumput tidak mati karena tertutup terlalu lama. “Grass cover pun ada jangka waktunya, paling lama tiga hari, karena kalau lebih, rumput bisa mati,” ungkapnya. (red/adv)

Facebook Comments Box
spot_img

Baca Juga

Artikel Terkait

google-site-verification=2BD9weAnZwEeg5aPSMuk5688uWcb6MUgj2-ZBLtOHog