spot_img

SMAN 8 Samarinda Jadi Pelopor, Terapkan Kurikulum Merdeka di Kaltim

BERANDA.CO, Samarinda – SMA Negeri 8 Samarinda memperoleh kehormatan sebagai pelopor penggunaan Kurikulum Merdeka di Kalimantan Timur. Dalam langkah berani dan inovatif, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim memilih SMAN 8 Samarinda sebagai salah satu dari tiga sekolah pertama yang menerapkan Kurikulum Merdeka.

Meskipun dengan total 18 rombongan belajar dan 6 rombongan belajar di setiap angkatan, sekolah yang berdiri sejak 1993 ini membuktikan bahwa ukuran bukanlah penghalang untuk menjadi pelopor perubahan dalam dunia pendidikan.

Nurhayati, Kepala SMAN 8 Samarinda, menyatakan bahwa pada tahun 2021, bersama SMA 11 Samarinda dan SMA Kristen Sunodia Samarinda, sekolahnya menjadi yang pertama dalam memprakarsai penerapan Kurikulum Merdeka di Kaltim.

BACA JUGA  Empat Pemuda Pelopor Kaltim Melaju ke Pemilihan Nasional, Ini Profilnya

“Hanya ada 3 angkatan pertama di Kaltim, jadi kamilah yang menjadi pionir implementasi kurikulum Merdeka,” ungkap Nurhayati.

Keputusan ini diambil untuk memajukan penerapan kurikulum nasional yang dijadwalkan akan diterapkan pada tahun 2024. Pada tahun ajaran 2022-2023, sekitar 90 persen sekolah di Kaltim telah menerapkan Kurikulum Merdeka, menunjukkan keberhasilan langkah inovatif SMAN 8 Samarinda.

Tak hanya itu, SMAN 8 Samarinda bersama dua sekolah lainnya telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh hingga kelas 12, berbeda dengan sebagian sekolah lain yang masih fokus pada kelas 11 dalam menerapkan kurikulum ini.

SMAN 8 Samarinda dan dua sekolah lainnya, sebagai pelopor Kurikulum Merdeka di Kaltim, menjadi destinasi bagi banyak sekolah lain yang datang untuk berbagi pengalaman.

BACA JUGA  Anugerah Kihajar 2023, Kaltim Raih Kihajar STEM dan Daerah Jawara Belajar.id

“Kami menerima banyak kunjungan, baik terkait masalah dan bagaimana menjalani Kurikulum Merdeka,” jelas Nurhayati.

Selain itu, SMAN 8 Samarinda dan dua sekolah lainnya mendapatkan pendampingan langsung dari pusat, termasuk dukungan pendanaan dan panduan seputar Kurikulum Merdeka, melibatkan coaching online dan offline, loka karya, serta bimbingan selama 3 tahun, sebelum sekolah dikembalikan kepada daerah.

“Kami, sebagai 3 sekolah inovatif ini, telah sepenuhnya mengadopsi Kurikulum Merdeka, tidak lagi menggunakan K13,” tambah Nurhayati. (adv)

Facebook Comments Box
spot_img

Baca Juga

Artikel Terkait

google-site-verification=2BD9weAnZwEeg5aPSMuk5688uWcb6MUgj2-ZBLtOHog