BERANDA.CO, Samarinda – Kondisi kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya terkait penyakit tidak menular seperti jantung, menjadi sorotan utama dalam laporan terbaru. Suriani, Koordinator Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga, Bidang Pembudayaan Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim), mengungkapkan bahwa biaya kesehatan yang ditanggung pemerintah untuk penanganan penyakit jantung mencapai Rp12,14 triliun pada tahun lalu, dengan 15,5 juta kasus tercatat di seluruh Indonesia.
Data ini, yang berasal dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDI) tahun 2023 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menunjukkan beban besar yang harus ditanggung pemerintah dalam mengatasi penyakit tidak menular.
“Langkah paling efektif untuk menekan biaya kesehatan adalah melalui pendekatan promotif dan preventif. Investasi dalam program kesehatan yang fokus pada pencegahan dan promosi gaya hidup sehat harus menjadi prioritas,” tegas Suriani.
Menurutnya, anggaran untuk program promotif dan preventif gaya hidup sehat ini sangat diperlukan, terutama dalam upaya mendorong masyarakat menjalani hidup yang lebih sehat. Suriani menambahkan bahwa dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik, banyak penyakit serius, termasuk jantung, dapat dicegah.
“Olahraga merupakan cara sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan. Kami dari Bidang Pembudayaan Olahraga mengajak seluruh masyarakat untuk rajin berolahraga agar dapat terhindar dari berbagai penyakit, baik yang menular maupun tidak menular,” ujarnya.
Suriani juga menekankan bahwa meningkatnya jumlah penderita penyakit jantung bukan hanya mempengaruhi anggaran kesehatan, tetapi juga produktivitas masyarakat secara keseluruhan. “Dampaknya tidak hanya pada biaya, tetapi juga pada produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Jika tren ini terus berlanjut, kualitas generasi penerus bangsa juga bisa menurun,” tandasnya. (red/adv)