BERANDA.CO – Presiden Joko Widodo telah meresmikan pahlawan nasional tahun ini. Berdasarkan Keputusan Presiden tanggal 6 November 2008, gelar itu disematkan kepada enam tokoh. Nama-nama baru ini menabalkan jumlah Pahlawan Nasional mencapai 179 orang.
Dilansir dari Historia, mereka antara lain: Abdurahman Baswedan (D.I Yogyakarta), Hj. Andi Depu (Sulawesi Barat), Depati Amir (Bangka-Belitung), Kasman Singodimedjo (Jawa Tengah), Mohammad Noor (Kalimantan Selatan), dan K.H. Syam’un (Banten).
Satu-satunya tokoh yang mewakili daerah Kalimantan adalah Pangeran Mohammad Noor. Bangsawan Kesultanan Banjar ini lahir di Martapura, Kalimantan Selatan, 24 Juni 1901. Noor punya jasa besar tatkala ditunjuk sebagai gubernur pertama Kalimantan (saat itu masih disebut Borneo).
“Sebagai gubernur pertama (Noor) luar biasa. Beliau memiliki jasa besar mempersatukan pejuang di Kalimantan,” ujar sejarawan Sulawesi Selatan,Taufik Ahmad kepada Historia.
Kawan Kuliah Sukarno
Karena seorang ningrat, Noor tak kesulitan mencecap pendidikan tinggi di zaman kolonial. Disebutkan Noor bersua dengan Sukarno tatkala mereka sama-sama berkuliah di Technische Hooge School (Sekolah Tinggi Teknik) di Bandung. Bila Sukarno mengambil jurusan arsitek, maka Noor getol mendalami teknik lingkungan. Di kampusnya, Noor aktif sebagai anggota Jong Islamieten Bond (Ikatan Pemuda Islam). Pada 1927, Noor meraih gelar insinyur sipil dan menjadi orang Kalimantan pertama yang berpredikat sarjana.
Noor sempat menjadi pegawai kolonial dan lama menghabiskan waktunya di Jawa sebagai teknokrat. Setelah lulus kuliah, Noor diangkat sebagai insinyur sipil pada Departement Verkeer dan Waterstaat yang menangani persoalan irigasi di Tegal. Pada 1929, dia dimutasi ke Malang kemudian Batavia. Pada 1933, Noor kembali ke tanah kelahirannya, Banjarmasin. Selain mendedikasikan keahliannya membenahi irigasi, Noor juga terjun ke politik sebagai anggota Dewan Rakyat Hindia, Voolkraad menggantikan posisi ayahnya, Pangeran Ali.(*)