BERANDA.CO, Samarinda – Program Desain Besar Olahraga Daerah (DBON) Kalimantan Timur (Kaltim) terus melakukan langkah nyata untuk mencetak atlet muda bertalenta dari berbagai cabang olahraga. Tahun ini, DBON Kaltim telah berhasil menjaring 120 atlet muda, mulai dari jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Menariknya, sebagian besar atlet ini masih berusia di bawah 15 tahun, yang menjadi fokus utama dalam menyiapkan atlet berprestasi.
Kepala Pelaksana Sekretariat DBON Kaltim, Zairin Zain, menyatakan bahwa pembinaan atlet muda berbakat ini merupakan langkah strategis untuk membangun fondasi prestasi olahraga di Kaltim. “Rata-rata usia mereka 15 tahun ke bawah, dan kami siapkan untuk menjadi atlet berprestasi,” ungkap Zairin. Para atlet ini berasal dari 14 cabang olahraga (cabor) dengan tambahan tiga cabor unggulan khas daerah.
Saat ini, diungkapkan Zairin telah memberikan pembinaan intensif kepada tujuh cabang olahraga, sementara sisanya masih menunggu ketersediaan venue di beberapa daerah.
Proses seleksi untuk 120 atlet muda ini dilakukan melalui Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), dengan pemanduan bakat atau talent scouting sebagai metode utamanya.
DBON Kaltim juga berharap, dari 14 cabang olahraga yang dibina, sekitar 10 hingga 11 cabang dapat menjadi unggulan di masa depan. Namun, untuk mencapai target ini, DBON Kaltim akan terus melakukan evaluasi dan pemantauan demi memastikan kualitas pembinaan yang optimal.
Inisiatif DBON Kaltim ini diharapkan mampu mengatasi keterbatasan pembinaan olahraga di tingkat kabupaten/kota di Kaltim yang selama ini belum memiliki sistem pembinaan yang memadai untuk atlet usia dini. Dengan adanya pembinaan terstruktur di bawah DBON, para atlet muda berbakat ini diharapkan dapat mengukir prestasi di tingkat nasional dan bahkan internasional di masa mendatang.
Sementara itu menurut Rasman, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dsipora) Kaltim, penggunaan metode talent scouting di DBON Kaltim memungkinkan seleksi yang lebih terarah, memastikan setiap atlet ditempatkan pada cabang olahraga yang sesuai dengan bakat alami mereka. “Kita memang cari dulu bakat mereka di cabor mana. Misalnya, seorang anak mungkin bermain sepak bola, tapi hasil talent scouting bisa menunjukkan bahwa dia lebih cocok di cabang atletik,” jelas Rasman.
Talent scouting yang diterapkan DBON Kaltim menggunakan aplikasi khusus karya Prof. Sahrial, yang dilisensikan khusus untuk keperluan pemetaan bakat olahraga. Aplikasi ini merekam data setiap gerakan atlet, seperti kecepatan lari dan kekuatan lompatan, sehingga menjadi acuan utama dalam menentukan cabang olahraga yang paling sesuai bagi mereka. “Misalnya, saat mereka melakukan gerakan lari, melompat, dan lain-lain, maka akan terlihat keseluruhan datanya yang menjadi rujukan,” tandasnya. (red/adv)