BERANDA.CO – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Maming, meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bontang membuat terobosan guna mengatasi naiknya angka pengangguran.
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik Kota Bontang, tingkat pengangguran pada 2020 mencapai 9,46 persen. Angka ini lebih tinggi dari tingkat pengangguran terbuka pada 2019 sebesar 9,02 persen.
Oleh karenanya politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Bontang itu mendesak Disnaker Kota Bontang untuk merancang kerangka kerja yang inovatif untuk meningkatkan hard skill dan soft skill SDM di Kota Bontang khusus di sektor industri.
“Permintaan ini bukan tanpa alasan. Kota Bontang memiliki 3 perusahaan skala nasional (Badak Liquefied Natural Gas, Pupuk Kaltimantan Timur, Indominco Mandiri, Red.). Tapi mengapa angka pengangguran justru naik?” katanya.
Bagi Maming, laporan yang diberikan Disnaker melalui Sekretarisnya hanya sekedar rutinitas, bukan merupakan langkah inovatif yang memberikan dampak guna peningkatan sumber daya manusia lokal.
“Saya minta Disnaker Kota Bontang harus mencari inovasi baru. Jangan sampai masyarakat kita justru kalah dengan SDM dari luar Kota Bontang karena tidak memiliki kemampuan,” tegasnya.
Maming juga menilai, pelatihan yang kerap diselenggarakan Disnaker Kota Bontang kerap tak memiliki output yang jelas. Apalagi, tak ada jaminan serius pasca pelatihan para peserta memiliki knowledge yang mumpuni untuk masuk ke dunia kerja.
“Perlu pendampingan setelah pelatihan selesai. Jangan sampai saat mereka melamar dan diterima di perusahaan, mereka justru bingung apa yang harus dilakukan. Karena ilmu yang didapat selama pelatihan ternyata berbeda dengan di lapangan,” pugkasnya (adv/abe)